Bubur ayam sudah menjadi menu sarapan andalan masyarakat Indonesia. Dari balita, anak-anak, remaja, sampai orang tua suka dengan menu satu ini. Namun yang membedakan adalah cara orang dalam memakan bubur ayam.
Sebagian orang menikmati bubur ayam dengan diaduk. Alasannya pun sederhana, agar rasanya lebih tercampur secara merata. Sedangkan banyak juga yang menikmati bubur ayam dengan cara tidak diaduk. Alasannya karena lebih estetik dan menggugah selera.
Nah berikut ini kita akan membedah mana yang sebenarnya lebih enak, bubur ayam diaduk atau enggak diaduk. Yuk disimak.
- Dari segi rasa
Soal rasa, harus diakui bubur yang diaduk lebih unggul. Diaduk dengan merata antara bubur, bumbu dan topingnya membuat kombinasi rasa yang sempurna. Sementara untuk bubur yang enggak diaduk, kamu dapat merasakan rasa dari tiap unsurnya. Namun pastinya rasanya kurang menyatu seperti bubur yang diaduk.
- Dari segi tampilan
Lain hal kalau dari tampilan. Bubur enggak diaduk jelas unggul telak. Dengan enggak diaduk, seluruh tampilan bubur masih bisa dilihat dan dinikmati sampai akhir. Sementara kalau diaduk jelas sudah tercampur dan bagi sebagian orang hal ini malah menghilangkan nafsu makan.
- Keunggulan dan kekurangan
Nah setelah yang sudah dibahas, kita bisa ambil kesimpulan mengenai keunggulan dan kekurangan dari dua cara memakan bubur ayam ini.
Keunggulan memakan bubur diaduk;
– Lebih mudah dicerna
– Rasa tercampur sempurna
Kekurangan memakan bubur diaduk;
– Tidak estetik
– Mengurangi nafsu makan
Keunggulan memakan bubur enggak diaduk;
– Lebih estetik
– Dapat menambah nafsu makan
Kekurangan memakan bubur enggak diaduk;
– Rasa kurang tercampur sempurna
– Kurang mudah dicerna
Itulah kurang lebih keunggulan dan kekurangan memakan bubur diaduk dan enggak diaduk. Keduanya punya keunggulan dan kekurangannya masing-masing kok. Jadi jangan berdebat lagi yah.
No comment